1
PENGERTIAN
STEROID
Steroid
merupakan senyawa yang memiliki kerangka dasar triterpena asiklik. Ciri umum
steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A, B, dan C
beranggotakan enam atom karbon dan cincin D beranggotakan lima.
2
KERANGKA
DASAR
3
JENIS-JENIS
STEROID
a)
Pada
tumbuhan
·
Sikloartenol
b)
Pada
hewan
·
Lanosterol
c)
Pada
manusia
·
Kolestrol
Kolestrol merupakan steroid yang terbanyak di dalam tubuh manusia.
Kolestrol memiliki struktur dasar inti steroid yang mengandung gugus
metil, gugus hidroksi yang terikat pada cincin pertama, dan rantai alkil.
Kandungan kolestrol dalam darah berkisar 200-220 mg/dL, meningkatnya
kadar kolestrol dalam darah dapat menyempitkan pembuluh darah di jantung,
sehingga terjadi gangguan jantung koroner.
Pengobatan yang sering dilakukan adalah melebarkan pembuluh darah
seperti, memasang ring atau melakukan operasi.
Kolestrol dalam tubuh dibentuk di dalam liver dari makanan.
Struktur kolestrol
·
Hormon
seks bagi kaum laki-laki dan perempuan seperti
testoteron
estradiol
progesteron
Tabel 14.8. Jenis hormon dan fungsi fisiologisnya
4
kegunaan
steroid
·
pada
tumbuhan
* meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan
* menghambat penuaan daun (senescence)
* mengakibatkan lengkuk pada daun
rumput-rumputan
* menghambat proses gugurnya daun
* menghambat
pertumbuhan akar tumbuhan
* meningkatkan
resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan
* menstimulasi perpanjangan sel di pucuk
tumbuhan
* merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan
* merangsang diferensiasi xylem tumbuhan
* menghambat
pertumbuhan pucuk pada saat kahat udara dan endogenus karbohidrat.
·
Hewan
·
Manusia
5
Reaksi
steroid
6
Tata
nama
7
Aplikasi
steroid dalam kehidupan sehari-hari
8
Efek
samping steroid
·
manusia
Kerja liver yang semakin berat.
Penurunan produksi hormon testosteron alami.
Meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah.
Kerja kelenjar tiroid yang semakin berat.
Sakit kepala.
Mimisan
Kram
Gynecomastia (pembentukan payudara pada pria)
Insensitifitas insulin
Efek samping Androgenic: menebalnya rambut,
pembengkakan prostat, kulit berminyak, retensi air tinggi, dan makin agresif /
temperamental
Terhambatnya pertumbuhan apabila masih remaja (dalam masa pertumbuhan)
Diare, konstipasi, muntah
Dapat memicu perkembangan tumor
·
tumbuhan
Steroid pada umumnya adalah merupakan hormone (zat
pemacu) seperti pada empedu dan reproduksi hewan dan manusia. Belakangan
dikethui banyak juga tumbuhan yang mengandung steroid sperti Aramanthus
alfalfa, Medicago sativa dan akar Polygala senega. Pada umumnya steroid
mengandung gugus fungsional alkena dan alcohol dengan beberapa contoh berikut
ini :
Beberapa steroid lain adalah hormone reproduksi manusia yaitu testoteron (hormone laki – laki), ergosteron (hormone wanita), fukosteron, estron dan ekdisteron. Oleandrin adalah salah satu steroiod yang terikat dengan glukosida. Karena strukturnya juga amfifilik yaitu terdiri dari bagian polar (hidrofilik = OH) dan bagian hidrofobik (hidrokarbon), maka steroid digolongkan juga sebagai lipida.
STEROIDA
Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan ini didasarkan pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-masing senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol, asam- asam empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak dan sapogenin. Ditinjau dari segi struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok steroid ini ditentukan oleh jenis substituen R1 , R2 dan R3 yang terikat pada kerangka dasar karbon. sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R 1, gugus fungsi yang terdapat pada substituen R 1, R 2, dan R 3, jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon tersebut.
Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa dan penegelompokan ini didasarkan pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-masing senyawa. Kelompok-kelompok itu adalah sterol, asam- asam empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak dan sapogenin. Ditinjau dari segi struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok steroid ini ditentukan oleh jenis substituen R1 , R2 dan R3 yang terikat pada kerangka dasar karbon. sedangkan perbedaan antara senyawa yang satu dengan yang lain pada suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R 1, gugus fungsi yang terdapat pada substituen R 1, R 2, dan R 3, jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap dan konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon tersebut.
Asal Usul Steroida
Percobaan-percobaan
biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat dialam berasal dari
triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan beasal dari
triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal
dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan
perubahan tertentu.
Tahap- tahap awal dari
biosintesa steroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam
asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi
lanosterol dan sikloartenol. Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa skualen
terbentuk dari dua molekul farnesil pirofosfat yang bergabung secara ekor-ekor
yang segera diubah menjadi 2,3-epoksiskualen. selanjutnya lanosterol terbentuk
oleh kecenderungan 2,3-epoksiskualen yang mengandung lima ikatan rangkap untuk
melakukan siklisasi ganda. Siklisasi ini diawali oleh protonasi guigus epoksi
dan diikuti oleh pembukaan lingkar epoksida.
Kolesterol terbentuk
dari lanosterol setelah terjadi penyingkiran tiga gugus metil dari molekul
lanosterol yakni dua dari atom karbon C-4 dan satu dari C-14. Penyingkiran
ketiga gugus metil ini berlangsung secara bertahap, mulai dari gugus metil pada
C-14 dan selanjutnya dari C-4. Kedua gugus metil pada kedua C-4 disingkirkan
sebagai karbon dioksida, setelah keduanya mengalami oksidasi menjadi gugus
karboksilat. sedangkan gugus metil pada C-14 disingkirkan sebagai asam format
setelah gugus metil itu mengalami oksidasi menjadi gugus aldehid. Percobaan dengan
jaringan hati hewan, emnggunakan 2,3 epoksiskualen yang diberi tanda dengan
isotop 180 menunjukkan bahwa isotop 180 itu digunakan untuk pembuatan
lanosterol menghasilkan (180)- lanosterol radioaktif. Hasil percobaan ini
membuktikan bahwa 2,3- epoksiskualen terlibat sebagai senyawa antara dalam
biosintesa steroida. Molekul kolestrol terdiri atas tiga lingkar enam yang
tersusun seperti fenantren dan terlebur dalam suatu lingkar lima. Hidrokarbon
tetrasiklik jenuh yang mempunyai sistem lingkar demikian dan terdiri dari 17
atom karbon sering ditemukan pada banyak senyawa yang tergolong senyawa bahan
alam yang disebut stroida.
Kesimpulan bahwa lanosterol dan sikloartenol adalah senyawa- senyawa antara untuk sintesa steroid masing-masing dalam jaringan hewan dan jaringan tumbuhan didasarkan pada beberapa pengamatan dan percobaan berikut :
Kesimpulan bahwa lanosterol dan sikloartenol adalah senyawa- senyawa antara untuk sintesa steroid masing-masing dalam jaringan hewan dan jaringan tumbuhan didasarkan pada beberapa pengamatan dan percobaan berikut :
1. Sikloartenol
bertanda ternyata digunakan dalam pembentukan steroid tumbuhan (fitosterol)
2. Sikloartenol banyak
ditemukan dalam tumbuhan sedangkan lanosterol jarang.
3. Jaringan hati tidak
dapat menggunakan sikloartenol sebagai pengganti lanosterol dalam pembuatan
kolesterol dan setroid lainnya.
Tata nama steroid
Sebagaimana senyawa
organik lainnya, tata nama sistematika dari steroid didasarkan pada struktur
dari hidrokarbon steroid tertentu. Dalam pemberian nama steroida, jenis
substituen ditunjukkan sebagaimana biasanya, yaitu memberi nama awalan atau
akhiran pada hidrokarbon induk. Nama hidrokarbon steroid itu ditambahi awalan
atau akhiran yang menunjukkan jenis substituen. Sedangkan, posisi dari
substituen itu ditunjukkan oleh nomor atom karbon, dimana substituen itu terikat.
Stereokimia Steroida
Stereokimia steroida
telah diselidiki oleh para ahli kimia dengan menggunakan cara analisa sinar X
dari struktur kristalnya atau cara-cara kimia, Percobaan-percobaan menunjukkan
bahwa konfigurasi dari kerangka dasar steroida.
1. Dari model molekul
menunjukkan bahwa molekul steroida adalah planar (datar). Atom atau gugus yang
terikat pada inti molekul dapat dibedakan atas dua jenis yaitu : Atom atau
gugus yang terletak disebelah atas bidang molekul yaitu pada pihak yang sama
dengan gugus metil pada C10 dan C13 yang disebut konfigurasi. Ikatan-ikatan
yang menghubungkan atom atau gugus ini dengan inti molekul digambarkan dengan
garis tebal
2. Atom atau gugus yang
berada disebelah bawah bidang molekul yang disebut dengan konfigurasi dan
ikatan-ikatannya digam,barkan dengan garis putus-putus. Sedangkan atom atau
gugus yang konfigurasinya belum jelas apakah atau. Dinyatakan dengan garis
bergelombang. Kedua konfigurasi steroida tersebut mempunyai perbedaan yaitu :
• Pada konfigurasi pertama,
Cincin A dan cincin B terlebur sedemikian rupa sehingga hubungan antara gugus
metil pada C10 dan atom hidrogen pada atom C 5 adalah trans (A/B trans). Pada
konfigurasi ini gugus metil pada C 10 adalah dan atom hidrogen pada C 5 adalah
adalah trans (A/B trans).
• Pada konfigurasi
kedua, peleburan cincin A dan B menyebabkan hubungan antara gugus metil dab
atom hidrogen menjadi Cis (A/B Cis) dan konfigurasi kedua substituen adalah.
Steroida dimana konfigurasi atom C 5 adalah termasuk deret 5.
Pada kedua konfigurasi
tersebut, hubungan antara cincin B/C dan C/D keduanya adalah trans. Cincin B
dan C diapit oleh cincin A dan cincin D sehingga perubahan konfirmasi dari
cincin B dan cincin C sukar terjadi. Oleh karena itu peleburan cincin B/C dalam
semua steroida alam adalah trans Akan tetapi perubahan konfirmasi dari cincin A
dan Cincin B dapat terjadi. Perubahan terhadap cincin A menyebabkan steroida
dapat berada dalam salah satu dari kedua konfigurasi tersebut. Perubahan
terhadap cincin D dapat m,engakibatkan hal yang sama, sehingga peleburan cincin
C/D dapat cis atau trans. Peleburan cincin C/D adalah trans ditemukan pada
hampir sebagian besar steroida alam kecuali kelompok aglikon kardiak dimana C/D
adalah cis.
Pada semua steroida alam, substituen pada C10 dan C 9 berada pada pihak yang berlawanan dengan bidang molekul yaitiu trans. Dan juga hubungan antara sunstituen pada posisi C 8 dan C14 adalah trans kecuali pada senyawa-senyawa yang termasuk kelompok aglikon kardiak.
Pada semua steroida alam, substituen pada C10 dan C 9 berada pada pihak yang berlawanan dengan bidang molekul yaitiu trans. Dan juga hubungan antara sunstituen pada posisi C 8 dan C14 adalah trans kecuali pada senyawa-senyawa yang termasuk kelompok aglikon kardiak.
Dengan demikian,
stereokimia dari steroida alan mempunyai suatu pola umum, yaitu
substituen-substituen pada titik-titik temu dari cincin sepanjang tulang
punggung molekul yaitu C-5-10-9-8-14-13 mempunyai hubungan trans.
Sifat-sifat steroida sama seperti senyawa organik lainnya, yaitu reaksi-reaksi dari gugus-gugus fungsi yang terikat pada molekul steroida tersebut. Misalnya, gugus 3-hidroksil menunjukkan semua sifat dari alkohol sekunder, tak ubahnya seperti ditunjukkan oleh 2-propanol. Gugus hidroksil ini dapat diesterifikasi untuk menghasilkan ester atau dioksidasi dengan berbegai oksidator yang menghasilkan suatu keton. Karena bentuk geometri gugus 3-hidroksil sedikit berbeda dengan sifat-sifat gugus hidroksil yang terikat pada posisi lain. Karena faktor geometri maka gugus 3-hidroksil memperlihatkan sifat yang sidikit berbeda dengan 3- hidroksil, yaitu gugus 3-hidroksil lebih sukar mengalami dehidrasi dibandingkan dengan gugus 3-hidroksil walaupun prinsip dari reaksi yang terjadi adalah sama.
Sifat-sifat steroida sama seperti senyawa organik lainnya, yaitu reaksi-reaksi dari gugus-gugus fungsi yang terikat pada molekul steroida tersebut. Misalnya, gugus 3-hidroksil menunjukkan semua sifat dari alkohol sekunder, tak ubahnya seperti ditunjukkan oleh 2-propanol. Gugus hidroksil ini dapat diesterifikasi untuk menghasilkan ester atau dioksidasi dengan berbegai oksidator yang menghasilkan suatu keton. Karena bentuk geometri gugus 3-hidroksil sedikit berbeda dengan sifat-sifat gugus hidroksil yang terikat pada posisi lain. Karena faktor geometri maka gugus 3-hidroksil memperlihatkan sifat yang sidikit berbeda dengan 3- hidroksil, yaitu gugus 3-hidroksil lebih sukar mengalami dehidrasi dibandingkan dengan gugus 3-hidroksil walaupun prinsip dari reaksi yang terjadi adalah sama.
Kestabilan steroida
ditentukan oleh interaksi 1,3 yang terjadi antara suatu gugus fungsi yang
berorientasi aksial dan molekul akan lebih stabil apabila sebagian besar gugus
fungsi berorientasi ekuatorial. Laju reaksi juga ditentukan oleh faktor sterik,
tanpa kecuali gugus hidroksi ekuatorial lebih mudah diesterifikasi dari pada
gugus aksial. Akan tetapi gugus fungsi aksial lebih mudah dioksidasi dari pada
gugus hidroksil yang ekuatorial.
Laju reaksi juga ditentukan oleh faktor sterik, tanpa kecuali gugus hidroksi ekuatorial lebih mudah diesterifikasi dari pada gugus aksial. Akan tetapi gugus fungsi aksial lebih mudah dioksidasi dari pada gugus hidroksil yang ekuatorial.
Laju reaksi juga ditentukan oleh faktor sterik, tanpa kecuali gugus hidroksi ekuatorial lebih mudah diesterifikasi dari pada gugus aksial. Akan tetapi gugus fungsi aksial lebih mudah dioksidasi dari pada gugus hidroksil yang ekuatorial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Petualangan Dunia Maya SOBAT di dalam blog ini dengan menyempatkan diri sejenak untuk saling sapa ataupun berkomentar.
*Budayakan saling menghargai dan berkomentarlah yang baik.*