Ini adalah Artikel sumbangan dari teman yang mungkin bisa kita gunakan sebagai literatur atau pengetahuan buat kita semua.
Untuk
menjelaskan asal usul kehidupan, kita memerlukan teori yang mampu
mendukungnya. Sekumpulan teori ini disebut abiogenesis, yaitu teori yang
menjelaskan tentang perubahan dari benda tak hidup menjadi mahluk
hidup. Kemungkinan ada banyak cara bagaimana mahluk hidup bisa muncul
dari benda tak hidup. Seandainya ilmuan menemukan cara membuat mahluk
hidup dari tak hidup sekalipun, belum tentu cara ini yang digunakan alam
untuk memunculkan mahluk hidup pertama. Karenanya para ilmuan berusaha
memeriksa kondisi awal Bumi sehingga dapat direka sedekat mungkin dengan
mahluk hidup pertama di Bumi kita.
Bumi
terbentuk 4,6 miliar tahun lalu. Saat ini, Bumi sangat panas, atmosfer
belum ada sehingga radiasi dari matahari yang masih muda sangat
membakar. Perlu 800 juta tahun bagi Bumi untuk memunculkan kondisi yang
mampu menopang kehidupan. Kehidupan mungkin terbentuk dalam masa ini,
walaupun kita sampai sekarang tidak tahu seperti apa ujud kehidupan
pertama di Bumi kita.
Keberadaan
mahluk hidup pertama yang menurunkan seluruh mahluk hidup yang ada di
Bumi dibuktikan dengan adanya kode genetik yang sama pada semua mahluk
hidup, mulai dari yang paling sederhana hingga yang kompleks. Secara biokimia,
kita bisa membuat kode genetik dari beraneka jenis basa. Para ilmuan
bahkan telah berhasil membuat DNA di laboratorium (Doi etal, 2008) atau
bahkan merancang DNA jenis baru yang hanya memiliki tiga jenis basa
(American Chemical Society, 2005). Para ilmuan juga berhasil membuat DNA
jenis baru (xDNA) yang lebih tahan terhadap panas (Stanford University,
2003).
Walaupun
diduga kalau kondisi awal yang memungkinkan kehidupan telah siap para
3,8 miliar tahun lalu, fosil tertua kita hanya berusia 3,5 miliar tahun.
Fosil ini sangat mirip dengan bakteri biru-hijau yang masih ada
sekarang.
Kapan dan Dimana Kehidupan Pertama Muncul?
Gunter
Wachtershauser berpendapat bahwa kehidupan muncul dalam kondisi yang
panas sehingga dapat lebih tua dari 3,8 miliar tahun. Berdasarkan
analisisnya, ia menemukan bahwa aliran penghembusan magma mungkin tempat
yang paling cocok untuk berkembangnya kehidupan pertama. Shock dkk
sebaliknya, menduga bahwa kehidupan berasal dari celah hidrotermal di
dasar samudera. Mereka menemukan kalau hipertermofil dapat membuat
senyawa-senyawa organik sederhana yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan
sel dan memperoleh energi dari prosesnya. Russel dkk sedikit berbeda,
mereka mengajukan kalau kehidupan berasal dari gelembung FeS di mata air
panas alkalin yang banyak terdapat di dasar samudera asam masa lalu.
Walau demikian, Stanley Miller dan Antonio Lazcano berargumen dengan
tegas kalau kehidupan tidak berasal dari suhu panas, mereka mengatakan
bahwa hipertermofil bukanlah mahluk purba dan karenanya tidak dapat
dipandang sebagai contoh ideal mahluk hidup pertama (LUCA – Last
Universal Common Ancestor). Jadi, sepertinya pendapat konservatif bahwa
kehidupan berasal dari 3,8 miliar tahun lalu masih dipertahankan.
Atmosfer
Bumi pertama masih merupakan gas sisa pembentukan planet dan tata surya
secara keseluruhan. Atmosfer ini bersifat reduktif karena tidak
memiliki oksigen. Oksigen merupakan produk baru di atmosfer Bumi dan
dibuat oleh aktivitas bakteri hijau-biru. Peran bakteri hijau-biru
(cyanobacteria) sangat penting karena menyediakan udara untuk evolusi
sel jenis baru, yaitu eukariota, yang berbeda dengan sel bakteri yang
lebih sederhana.
Darwin tahun 1859
telah memberikan hipotesis mengenai asal usul kehidupan. Menurutnya,
syarat awal kehidupan adalah suatu kolam hangat yang berisi segala macam
amonia dan garam fosfat, dengan bantuan cahaya, panas, listrik, dsb.
Penjelasan Darwin terlalu sederhana dan belum dapat dipandang sebagai
teori yang serius.
Kendala-kendala Kehidupan Pertama
Eksperimen
abiogenesis setidaknya telah dirintis tahun 19553 oleh Stanley Miller.
Waktu itu ia baru berusia 23 tahun. Dalam eksperimennya yang terkenal,
Miller mengisi peralatan kaca yang disegel dengan beberapa liter metana,
amonia dan hidrogen (untuk mewakili atmosfer) dan beberapa liter air
(sebagai larutan). Alat pelepas percikan membakar gas dengan simulasi
kilat, sementara lilitan pemanas membuat air mendidih. Peran Miller
disini hanyalah sebagai ilmuan yang meniru kondisi Bumi purba. Ini
berarti kondisi Bumi purba memang demikian adanya, bukan dibuat, tetapi
konsekuensi dari geokimia tak terelakkan pasca terbentuknya tata surya.
Dalam
beberapa hari, timbul bahan lengket kemerahan di dalam air dan gas.
Miller menemukan kalau bahan tersebut adalah asam amino, bahan dasar
pembuat protein, bahan dasar pembuat kehidupan. Sayang hingga kini,
eksperimen pembuatan kehidupan masih belum dapat dilakukan. Ilmuan hanya
semakin dekat baik sebelum ataupun sesudah terbentuknya kehidupan.
Dengan adanya fakta ini, kita hanya bisa bertopang pada teori.
Teori
yang serius mesti memiliki dasar biokimia yang kuat. Teori pertama yang
serius diajukan oleh Oparin dan Haldane pada tahun 1920an. Dan
sekarang, sudah ada sekitar tujuh teori abiogenesis yang diajukan oleh
para ilmuan.
Pada dasarnya, semua teori abiogenesis harus memecahkan dua masalah besar :
- Bagaimana mendapatkan energi, dan
- Bagaimana berkembangbiak
Mahluk
hidup pertama harus memecahkan masalah ini dengan kondisi Bumi purba.
Atmosfer saat itu tidak mengandung oksigen. Jadi energi harus datang
dari sumber lain, seperti sinar matahari atau kimia. Perkembang biakan
juga mensyaratkan keberadaan DNA. Jadi teori yang bagus harus mampu
menjelaskan bagaimana DNA bisa mensintesis protein untuk pertama
kalinya. Salah satu teori, yaitu teori dunia RNA, mengajukan kalau RNA
lebih dahulu ada dan sudah mampu mensintesis protein tanpa bantuan DNA.
Kehidupan mudah muncul : Teori Dunia RNA
Teori
dunia RNA memiliki kelemahan yaitu RNA sulit disintesis, bahkan dalam
lingkungan terbaik sekalipun di laboratorium, apalagi dalam Bumi purba
yang sederhana. Ketika RNA berhasil disintesis, muncul lagi kendala,
yaitu ia hanya dapat bereplikasi jika dirangsang oleh kimiawi tertentu.
Stanley Miller berpendapat bahwa harus ada molekul tertentu yang lebih
sederhana untuk melancarkan jalan RNA sebelumnya.
Seharusnya
membentuk kehidupan tidaklah harus sesulit itu, karena telah terbukti
kehidupan ada di Bumi ini setelah syarat-syarat misterius itu terpenuhi
3,5 miliar tahun lalu. Menurut Miller, kita tidak akan pernah tahu kapan
dan dimana kehidupan pertama muncul. Ini adalah peristiwa sejarah,
berbeda dengan sains biasanya.
Kehidupan Pasti Muncul : Teori Otokatalisis
Kemajuan
menuju peniruan kehidupan di laboratorium setidaknya sudah terjadi.
Stuart Kauffman berhasil membuat kehidupan dalam simulasi komputernya
berdasarkan teori otokatalisis. Teori otokatalisis dari Stuart Kauffman
juga merupakan salah satu teori abiogenesis yang kuat. Teori ini
berbasis pada simulasi interaksi berbagai agen abstrak kimia dan biologi dalam komputer. Kesimpulan yang diperoleh Kauffman dalam teori dan simulasinya adalah:
Ketika
suatu sistem kimia sederhana mencapai level kompleksitas tertentu,
sistem tersebut akan mengalami transisi dramatis, sama seperti perubahan
dari cair menjadi es pada air. Molekul tersebut secara spontan
bergabung menjadi lebih besar, lebih kompleks dan memiliki kemampuan
katalisis semakin besar. Molekul ini pada gilirannya mampu memperbanyak
diri dan berevolusi membentuk kehidupan.
Berdasarkan
teori otokatalisis, kehidupan tidak muncul secara kebetulan. Ia muncul
sebagai konsekuensi tak terelakkan dari perilaku biokimia. Kauffman
dalam bukunya At Home in the Universe mengatakan bahwa kehidupan hampir
pasti ada di tempat lain di alam semesta ini.
Kelemahan teori otokatalisis adalah belum terujinya ia di laboratorium dan bertentangannya teori ini dengan konsep seleksi alam.
Menurut teori otokatalisis, sistem biologi bukan berasal dari seleksi
alam, namun dari efek-efek yang menimbulkan tatanan biologis tersebut
secara spontan (antichaos). Ini bermakna, tidak ada alternatif bagi
kehidupan lain di alam semesta, mereka juga akan sangat mirip dengan
kehidupan di Bumi.
Kauffman mengatakan
bahwa teorinya merupakan pelengkap seleksi alam Darwin. Bagi Kauffman,
evolusi dikendalikan oleh antichaos, sementara seleksi alam hampir nihil
pengaruhnya. Kauffman melihat biologi sebagai sistem matematik sama
seperti Kant, Goethe, D’Arcy Sentworth Thompson, William Bateson dan
Brian Goodwin.
Kehidupan Hampir Mustahil Muncul : Teori Panspermia
Walau
secara teori banyak sekali kemajuan di bidang abiogenesis, kita belum
mampu sekalipun membuat kehidupan di laboratorium, apalagi memastikan
kalau itu memang kehidupan yang menjadi asal usul kehidupan di Bumi.
Mungkin ada syarat-syarat luar biasa yang belum dapat ditiru, misalnya
susunan kimia dari media.
Jika
Kauffmann melihat kehidupan tak terelakkan, Miller melihat kalau
kehidupan mudah terjadi, maka Francis Crick melihat kehidupan hampir
mustahil untuk muncul. Francis Crick, seorang agnostik yang cenderung
ateis, mengatakan bahwa kondisi awal kehidupan terlalu langka dan sulit.
Ia mendaftarkan sejumlah faktor yang harus ada sebagai syarat awal
kehidupan, dan faktor ini demikian menghalangi kemungkinan munculnya
mahluk hidup. Jadi, Crick menduga bahwa kehidupan di Bumi lebih mungkin
berasal dari alien yang mengunjungi Bumi miliaran tahun lalu yang
sengaja, atau tidak sengaja, menebar kehidupan di muka Bumi.
Petunjuk mengenai asal usul kehidupan
Menurut A.J. Cairns-Smith, ada tujuh petunjuk asal usul kehidupan yang dapat digunakan untuk melacak mahluk hidup pertama :
- Petunjuk dari biologi. Informasi genetik adalah satu-satunya yang dapat berevolusi lewat seleksi alam karena ia adalah satu-satunya yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam jangka panjang.
- Petunjuk dari biokimia. DNA adalah molekul pinggiran yang jauh dari pusat jalur biokimia masa kini.
- Petunjuk dari arsitektur. Untuk membuat bagian melengkung di gerbang atau atas pintu, batu memerlukan semacam pelipatan; sesuatu untuk mendukung bebatuan sebelum mereka ditempatkan di posisinya dan dapat menopang satu sama lain.
- Petunjuk dari sifat tali. Tidak satupun serat dalam sebuah tali harus merentang dari satu ujung ke ujung lainnya, sejauh ada cukup saling puntir untuk bertopang satu sama lain.
- Petunjuk dari sejarah teknologi. Permesinan primitif biasanya berbeda dalam pendekatan desain dan bahan konstruksinya daripada permesinan modern.
- Petunjuk dari kimia. Kristal menyusun dirinya sendiri dengan cara yang mungkin sesuai untuk bahan genetik primitif.
- Petunjuk dari geologi. Bumi membuat tanah liat sepanjang waktu, seperti yang dapat anda lihat dalam jumlah besar tanah liat yang hanyut di sungai. Kemungkinan tanah liat merupakan bahan dasar kehidupan di Bumi.
Perkembangan terbaru
Maret
2008, Fogel dkk mengumpulkan banyak meteorit purba yang ternyata kaya
dengan bahan dasar kehidupan. Menurut mereka, meteorit-meteorit ini
merupakan sumber utama unsur dasar kehidupan awal.
Februari
2010, teori sup purba Haldane digugat oleh bukti terbaru mengenai asal
usul kehidupan oleh Nick lane. Nick menunjukkan kalau kehidupan pertama
kali muncul dalam celah hidrotermal bukan dalam sebuah samudera yang
luas.
Salah satu masalah dalam
abiogenesis adalah pertanyaan mana yang lebih dahulu muncul: enzim atau
ATP. Perlu enzim untuk membuat ATP dan sebaliknya perlu ATP untuk
membuat enzim. Mei 2010, Bryan dkk menemukan keberadaan senyawa
pyrophosphate yang secara kimia sangat sama dengan ATP, namun memiliki
potensi mentransfer energi tanpa enzim.
Maret
2011, Sandra Pizzarello dkk menemukan sejumlah besar ammonia dalam
asteroid primitif dari antartika. Konsentrasi ammonia yang tinggi ini
diduga menjadi sumber berkelanjutan nitrogen yang berkurang untuk
kimiawi kehidupan.
Bulan
April 2011, Cody dkk menemukan berdasarkan pengamatan, eksperimen dan
perhitungan matematis bahwa salah balok dasar kehidupan, folmaldehyde
telah ada sejak masa pembentukan tata surya. Formaldehyde ditemukan
dalam komet Wild yang diambil sampelnya oleh misi Stardust NASA.
Sumber
American Chemical Society (2005, April 7). DNA With Three Base Pairs – A Step Towards Expanding The Genetic Code. ScienceDaily. Retrieved May 17, 2011, from http://www.sciencedaily.com /releases/2005/03/050328145139.htm
Cairns-Smith, A.G. 1985. Seven Clues to the Origin of Life: A Scientific Detective Story. Cambridge: Cambridge UP.
David E. Bryant, Katie E. R. Marriott, Stuart A. Macgregor, Colin Kilner, Matthew A. Pasek, Terence P. Kee. On the prebiotic potential of reduced oxidation state phosphorus: the H-phosphinate-pyruvate system. Chemical Communications, 2010; 46 (21): 3726 DOI: 10.1039/c002689a
Doi et al. Artificial DNA Made Exclusively of Nonnatural C-Nucleosides with Four Types of Nonnatural Bases. Journal of the American Chemical Society, 2008; 130 (27): 8762 DOI: 10.1021/ja801058h
George
D. Cody, Emily Heying, Conel M. O. Alexander, Larry R. Nittler, A. L.
David Kilcoyne, Scott A. Sandford, Rhonda M. Stroud. Cosmochemistry Special Feature: Establishing a molecular relationship between chondritic and cometary organic solids. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2011; DOI: 10.1073/pnas.1015913108
Horgan, J. 1997. The End of Science: Facing the Limits of Knowledge in the Twilight of the Scientific Age. New York: Broadway Books.
Marilyn Fogel dkk. 2008. Indigenous amino acids in primitive CR meteorites. Meteoritics and Planetary Science.
Mayr, E. 2001. What Evolution Is. Orion Publishing.
Miller,
S.L., Lazcano, A. Facing Up to Chemical Realities: Life Did Not Begin
at the Growth Temperatures of Hyperthermophiles. Hal. 127-134 dalam
Wiegel, J., Adams, M.W.W. (ed). Thermophiles: The Keys to Molecular Evolution and the Origin of Life? Taylor and Francis, 1998.
Russel,
M.J., Daia, D.E., Hall, A.J. The Emergence of Life from FeS Bubbles ata
Alkaline Hot Springs in an Acid Ocean. Hal 77-126. dalam Wiegel, J.,
Adams, M.W.W. (ed). Thermophiles: The Keys to Molecular Evolution and the Origin of Life? Taylor and Francis, 1998.
Shock,
E.L., McCollom, T., Schulte, M.D. The Emergence of Metabolism from
Within Hydrothermal Systems. Hal. 59-76 dalam Wiegel, J., Adams, M.W.W.
(ed). Thermophiles: The Keys to Molecular Evolution and the Origin of Life? Taylor and Francis, 1998.
S. Pizzarello, L. B. Williams, J. Lehman, G. P. Holland, J. L. Yarger. Abundant ammonia in primitive asteroids and the case for a possible exobiology. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2011; DOI: 10.1073/pnas.1014961108
Stanford University (2003, October 31). Researchers Create ‘Supersized’ Molecule Of DNA. ScienceDaily. Retrieved May 17, 2011, from http://www.sciencedaily.com /releases/2003/10/031031064709.htm
Wachterhauser,
G. The Case for a Hyperthermophilic, Chemolithoautotrophic Origin of
Life in an Iron-Sulfur World, hal. 47-58 dalam Wiegel, J., Adams, M.W.W.
(ed). Thermophiles: The Keys to Molecular Evolution and the Origin of Life? Taylor and Francis, 1998.
Wiley-Blackwell (2010, February 3). New research rejects 80-year theory of ‘primordial soup’ as the origin of life. ScienceDaily. Retrieved May 17, 2011, from http://www.sciencedaily.com /releases/2010/02/100202101245.htm
Referensi lanjut
Brack, A. (ed) 1999. The Molecular Origins of Life: Assembling Pieces of the Puzzle. Cambridge: Cambridge UP.
Carol Kaesuk Yoon. Counting Creatures Great and Small. Science, 260:620-646, 1993
Crick, F. 1981. Life Itself. New York: Simon and Schuster.
Darwin, C. 1859. On the Origin of Species. London: John Murray
Goodwin, B. 1994. How the Leopard Changed its Spots. New York: Charles Scribner’s Sons.
Haldane, J.B.S. 1929. The Origin of life. Rationalist Ann., p. 3
Horgan, J. 1991. In the Beginning. Scientific American, February 1991.
Kauffman, S. At Home in the Universe.
Kauffman, S. Origin of Order.
Oparin, A.I. 1938. The Origin of Life. New York: Macmillan.
Schopf, J.W. 1999. Cradle of Life. Princeton : Princeton UP
Zubbay, G. 2000. Origins of Life on Earth and in the Cosmos. San Diego: Academic Press.
(( Belajar Bersama... Pasti Lebih Asyik..))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan Jejak Petualangan Dunia Maya SOBAT di dalam blog ini dengan menyempatkan diri sejenak untuk saling sapa ataupun berkomentar.
*Budayakan saling menghargai dan berkomentarlah yang baik.*