Terpenoid
Dalam tumbuhan biasanya terdapat
senyawa hidrokarbon dan hidrokarbon teroksigenasi yang merupakan senyawa
terpenoid. Kata terpenoid mencakup sejumlah besar senyawa tumbuhan, dan istilah
ini digunakan untuk menunjukkan bahwa secara biosintesis semua senyawa tumbuhan
itu berasal dari senyawa yang sama. Jadi, semua terpenoid berasal dari molekul
isoprene CH2==C(CH3)─CH==CH2 dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan
2 atau lebih satuan C5 ini. Kemudian senyawa itu dipilah-pilah menjadi beberapa
golongan berdasarkan jumlah satuan yang terdapat dalam senyawa tersebut, 2
(C10), 3 (C15), 4 (C20), 6 (C30) atau 8 (C40).
Terpenoid
merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen. Terpen
merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan
sebagian kelompok hewan. Rumus molekul terpen adalah (C5H8)n. Terpenoid disebut
juga dengan isoprenoid. Hal ini disebabkan karena kerangka karbonnya sama
seperti senyawa isopren. Secara struktur kimia terenoid merupakan penggabungan
dari unit isoprena, dapat berupa rantai terbuka atau siklik, dapat mengandung ikatan
rangkap, gugus hidroksil, karbonil atau gugus fungsi lainnya.
Terpenoid
merupakan komponen penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri berasal dari tumbuhan
yang pada awalnya dikenal dari penentuan struktur secara sederhana, yaitu
dengan perbandingan atom hydrogen dan atom karbon dari suatu senyawa terpenoid
yaitu 8 : 5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa
teresbut adalah golongan terpenoid. Minyak
atsiri bukanlah senyawa murni akan tetapi merupakan campuran senyawa organic
yang kadangkala terdiri dari lebih dari 25 senyawa atau komponen yang
berlainan. Sebagian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya
mengandung karbon dan hydrogen atau karbon, hydrogen dan oksigen. Minyak atsiri
adalah bahan yang mudah menguap sehingga mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain
yang terdapat dalam tumbuhan. Salah satu cara yang paling banyak digunakan
adalah memisahkan minyak atsiri dari jaringan tumbuhan adalah destilasi.
Dimana, uap air dialirkan kedalam tumpukan jaringan tumbuhan sehingga minyak
atsiri tersuling bersama-sama dengan uap air. Setelah pengembunan, minyak
atsiri akan membentuk lapisan yang terpisah dari air yang selanjutnya dapat
dikumpulkan. Minyak atsiri terdiri dari golongan terpenoid berupa monoterpenoid
(atom C 10) dan seskuiterpenoid (atom C 15)
Sifat umum Terpenoid
•
Sifat fisika dari terpenoid adalah :
1)
Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna
akan berubah menjadi gelap
2)
Mempunyai bau yang khas
3)
Indeks bias tinggi
4)
Kebanyakan optik aktif
5)
Kerapatan lebih kecil dari air
6)
Larut dalam pelarut organik: eter dan alcohol
•
Sifat Kimia
1)
Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)
2)
Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer.
Terpenoid
terdiri atas beberapa macam senyawa, mulai dari komponen minyak atsiri, yaitu
monoterpena dan sesquiterepena yang mudah menguap (C10 dan C15), diterpena
menguap, yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta pigmen karotenoid (C40).
Masing-masing golongan terpenoid itu penting, baik dalam pertumbuhan dan
metabolisme maupun pada ekologi tumbuha. Terpenoid merupakan unit isoprena
(C5H8). Terpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 siklik
yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang nisbi rumit, kebanyakan
berupa alcohol, aldehid atau atom karboksilat. Mereka berupa senyawa berwarna,
berbentuk kristal, seringkali bertitik leleh tinggi dan aktif optic yang
umumnya sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya.
Sintesa Terpenoid
Secara umum biosintesa terpenoid
terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu:
1. Pembentukan isoprena aktif berasal
dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2. Penggabungan kepala dan ekor unit
isoprene akan membentuk mono-, seskui-, di-, sester-, dan poli-terpenoid.
3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit
C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid.
Asam asetat
setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen
menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil
koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang
sebagaimana ditemukan pada asam mevanolat. Reaksi-reaksi berikutnya ialah
fosforilasi, eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan IPP yang
selanjutnya berisomerisasi menjadi DMAPP oleh enzim isomerase. IPP sebagai unit
isopren aktif bergabung secara kepada ke-ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini
merupakan langkah pertama dari polimerisasi isopren untuk menghasilkan
terpenoid. Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari ikatan
rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti
oleh penyingkiran ison pirofosfat. Serangan ini menghasilkan geranil pirofosfat
(GPP) yakni senyawa antara bagi semua senyawa monoterpen.
Penggabungan selanjutnya antara satu
unit IPP dan GPP, dengan mekanisme yang sama seperti antara IPP dan DMAPP,
menghasilkan farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi semua
senyawa seskuiterpen. Senyawa-senyawa diterpen diturunkan dari geranil-geranil
pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara atau satu unit IPP dan
GPP dengan mekanisme yang sama pula.
Bila reaksi organik sebagaimana
tercantum dalam Gambar 2 ditelaah lebih mendalam, ternyata bahwa sintesa
terpenoid oleh organisme adalah sangat sederhan a sifatnya. Ditinjau dari segi
teori reaksi organik sintesa ini hanya menggunakan beberapa jenis reaksi dasar.
Reaksi-reaksi selanjutnya dari senyawa antara GPP, FPP dan GGPP untuk
menghasilkan senyawa-senyawa terpenoid satu persatu hanya melibatkan beberapa
jenis reaksi sekunder pula. Reaksi-reaksi sekunder ini lazimnya ialah
hidrolisa, siklisasi, oksidasi, reduksi dan reaksi-reaksi spontan yang dapat
berlangsung dengan mudah dalam suasana netral dan pada suhu kamar, seperti
isomerisasi, dehidrasi, dekarboksilasi dan sebagainya.
Dari persamaan reaksi di
atas terlihat bahwa pembentukan senyawa-senyawa monoterpen dan senyawa
terpenoida berasal dari penggabungan 3,3 dimetil allil pirofosfat dengan
isopentenil pirofosfat.
Secara umum terpenoid terdiri dari unsur-unsur C dan H
dengan rumus molekul umum (C5H8)n.
Klasifikasi biasanya tergantung pada nilai n.
Nama
|
Rumus
|
Sumber
|
Monoterpen
|
C10H16
|
Minyak Atsiri
|
Seskuiterpen
|
C15H24
|
Minyak Atsiri
|
Diterpen
|
C20H32
|
Resin Pinus
|
Triterpen
|
C30H48
|
Saponin, Damar
|
Tetraterpen
|
C40H64
|
Pigmen, Karoten
|
Politerpen
|
(C5H8)n
n 8
|
Karet Alam
|
Dari rumus di atas sebagian
besar terpenoid mengandung atom karbon yang jumlahnya merupakan kelipatan lima.
Penyelidikan selanjutnya menunjukan pula bahwa sebagian besar terpenoid
mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C5
yang disebut unit isopren. Unit C5 ini dinamakan demikian
karena kerangka karbonnya seperti senyawa isopren. Wallach (1887) mengatakan
bahwa struktur rangka terpenoid dibangun oleh dua atau lebih molekul
isopren. Pendapat ini dikenal dengan “hukum isopren”.
1.Pembentukan isoprene aktif berasal
dari asam asetat melalui asam mevalonat.
2.Penggabungan kepala dan ekor dua unit
isoprene akan membentuk mono-,seskui-, di-. sester-, dan poli-terpenoid.
3.Penggabungan ekor dan ekor dari unit
C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid.
Monoterpenoid
Monoterpenoid merupakan senyawa “essence” dan memiliki bau yang spesifik yang dibangun oleh 2 unit isoppren atau dengan jumlah atom karbon 10. Lebih dari 1000 jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tingkat tinggi, binatang laut, serangga dan binatang jenis vertebratadan struktur senyawanya telah diketahui.
Monoterpenoid merupakan senyawa “essence” dan memiliki bau yang spesifik yang dibangun oleh 2 unit isoppren atau dengan jumlah atom karbon 10. Lebih dari 1000 jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tingkat tinggi, binatang laut, serangga dan binatang jenis vertebratadan struktur senyawanya telah diketahui.
Struktur dari senyawa mono terpenoid
yang telah dikenal merupakan perbedaan 38 jenis kerangka yang berbeda,
sedangkan prisnsip dasar penyusunannya tetap sebagai penggabungan kepala dan
ekor dari 2 unit isoprene. Stuktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka
dan tertutup atau siklik. Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai
antiseptic, ekspektoran, spasmolitik, anestetik dan sedatif. Disamping itu
monoterpenoid yang sudah dikenal banyak dimanfaatkan sebagai bahan pemberi
aroma makan dan parfum dan ini merupakan senyawa komersialyang banyak
diperdagangkan.
Dari segi biogenetik, perubahan geraniol
nerol dan linalool dari yang satu menjadi yang lain berlangsung sebagai akibat
reaksi isomerasi. Ketiga alcohol ini yang berasal dari hidrolisa geranil
pirofosfat (GPP) dapat menjadi reaksi-reaksi sekunder, misalnya dehidrasi
menghasilkan mirsen, oksidasi menjadi sitral dan oksidasi-reduksi menghasilkan
sitronelal.
Perubahan GPP in vivo menjadi senyawa monoterpen siklik dari segi biogenetik disebabkan oleh reaksi siklisasi yang diikuti oleh reaksi-reaksi sekunder.
Perubahan GPP in vivo menjadi senyawa monoterpen siklik dari segi biogenetik disebabkan oleh reaksi siklisasi yang diikuti oleh reaksi-reaksi sekunder.
Seperti senyawa organik bahan alam
lainnya, monoterpenoid mempunyai kerangka karbon yang banayak variasinya. Oleh
karena itu penetapan struktur merupakan salah satu bagian yang penting.
Penetapan struktur monoterpenoid mengikuti suatu sistematika tertentu yang
dimulai dengan penetapan jenis kerangka karbon. Jenis kerangka karbon suatu
monoterpen monosiklik antara lain dapat ditetapkan oleh reaksi dehidrogenasi
menjadi suatu senyawa aromatik (aromatisasi).
Penetapan struktur selanjutnya ialah
menetukan letak atau posisi gugus fungsi dari senyawa yang bersangkutan didalam
kerangka karbon tersebut. Posisi gugus fungsi dapat diketahui berdasarkan
penguraian oksidatif. Cara lain adalah mengubah senyawa yang bersangkutan oleh
reaksi-reaksi tertentu menjadi senyawa lain yang telah diketahui strukturnya.
Dengan kata lainsaling mengaitkan gugus fungsi senyawa lain yang mempunyai
kerangka karbon yang sama. Pembuktian struktur sutau senyawa akhirnya didukung
oleh sintesa senyawa yang bersangkutan dari sutau senyawa yang diketahui strukturnya.
Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar naftalen.
Senyawa seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktifitas yang cukup besar, diantaranya adalah anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis. Senyawa-senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis farnesil pirofosfat dan trans farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan reaksi sekunder lannya. Kedua isomer farnesil pirofosfat ini dihasilkan in vivo melalui mekanisme yang sama seperti isomerisasi antara geranil dan nerol.
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isopren yang terdiri dari kerangka asiklik dan bisiklik dengan kerangka dasar naftalen.
Senyawa seskuiterpenoid ini mempunyai bioaktifitas yang cukup besar, diantaranya adalah anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis. Senyawa-senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis farnesil pirofosfat dan trans farnesil pirofosfat melalui reaksi siklisasi dan reaksi sekunder lannya. Kedua isomer farnesil pirofosfat ini dihasilkan in vivo melalui mekanisme yang sama seperti isomerisasi antara geranil dan nerol.
Diterpenoid
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik. Senyawa ini dapat ditemukan pada resin pinus, dan beberapa hewan laut seperti Chromodoris luteorosea dari golongan molusca, alga coklat seperti Sargassum duplicatum serta dari golongan Coelenterata. Tata nama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial.
Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon dan dibangun oleh 4 unit isopren senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen. Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik dan tetrasiklik. Senyawa ini dapat ditemukan pada resin pinus, dan beberapa hewan laut seperti Chromodoris luteorosea dari golongan molusca, alga coklat seperti Sargassum duplicatum serta dari golongan Coelenterata. Tata nama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial.
Triterpenoid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih 40 jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dari skualen. Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam penentuan substituen pada masing-masing atom karbon.
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid telah diisolasi dengan lebih 40 jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dari skualen. Triterpenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai gugus fungsi pada siklik tertentu. Sedangkan penamaan lebih disederhanakan dengan memberikan penomoran pada tiap atom karbon, sehingga memudahkan dalam penentuan substituen pada masing-masing atom karbon.
Triterpenoid biasanya terdapat pada
minyak hati ikan hiu, minyak nabati (minyak zaitun)dan ada juga ditemukandalam
tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang paling umum adalah pada tumbuhan
berbiji, bebas dan glikosida. Triterpenoid telah digunakan sebagai tumbuhan
obat untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit,
kerusakan hati dan malaria. Struktur terpenoida yang bermacam ragam timbul
sebagai akibat dari reaksi-reaksi sekunder berikutnya seperti hidrolisa,
isomerisasi, oksidasi, reduksi dan siklisasi atas geranil-, farnesil-, dan
geranil-geranil pirofosfat.
Tetraterpenoid
Merupakan senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40. Rumus molekul tetraterpenoid adalah C40H64. Terdiri dari 8 unit isoprene. Sedangkan biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol. Tetraterpenoid lebih dikenal dengan nama karotenoid. Terdiri dari urutan panjang ikatan rangkap terkonjugasi sehingga memberikan warna kuning, oranye dan merah. Karotenoid terdapat pada tanaman akar wortel, daun bayam, buah tomat, dan biji kelapa sawit.
Merupakan senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40. Rumus molekul tetraterpenoid adalah C40H64. Terdiri dari 8 unit isoprene. Sedangkan biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol. Tetraterpenoid lebih dikenal dengan nama karotenoid. Terdiri dari urutan panjang ikatan rangkap terkonjugasi sehingga memberikan warna kuning, oranye dan merah. Karotenoid terdapat pada tanaman akar wortel, daun bayam, buah tomat, dan biji kelapa sawit.
Polyterpenoid
Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)dan dari konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet. Plyterpenoid merupakan senyawa penghasil karet.
Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)dan dari konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet. Plyterpenoid merupakan senyawa penghasil karet.
Isolasi
Dan Identifikasi Terpenoid
Ekstraksi senyawa terpenoid dilakukan
dengan dua cara yaitu: melalui sokletasi dan maserasi.
1. Sekletasi
1. Sekletasi
Dilakukan dengan melakukan disokletasi
pada serbuk kering yang akan diuji dengan 5L n-hexana. Ekstrak n-hexana
dipekatkanlalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan
lalu diujifitokimia dan uji aktifitas bakteri.
2. Teknik maserasi menggunakan pelarut
methanol.
Ekstrak methanol dipekatkan lalu lalu
dihidriolisis dalam 100 mL HCl4M.hasil hidrolisis diekstraksi dengan 5 x 50 mL
n-heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 10 mL KOH 10%.
Ekstrak n-heksanadikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas bakteri.
Uji aktivitas bakteri dilakukan dengan pembiakan bakteri dengan menggunakan jarum ose yang dilakukan secara aseptis. Lalu dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 2mL Muller-Hinton broth kemudian diinkubasi bakteri homogen selama 24 jam pada suhu 35°C. suspensi baketri homogeny yang telah diinkubasi siap dioleskan pada permukaan media Muller-Hinton agar secara merata dengan menggunakan lidikapas yang steril. Kemudian tempelkan disk yang berisi sampel, standartetrasiklin serta pelarutnya yang digunakan sebagai kontrol. Lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C. dilakukan pengukuran daya hambat zat terhadap baketri.
Uji fitokimia dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard. Perekasi Lebermann-Burchard merupakan campuran antara asam setatanhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya asam asetat anhidrat adalahuntuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetildidalam kloroform setelah. Alasan penggunaan kloroform adalah karena golongansenyawa ini paling larut baik didalam pelarut ini dan yang paling prinsipil adalahtidak mengandung molekul air. Jika dalam larutan uji terdapat molekul air makaasam asetat anhidrat akan berubah menjadi asam asetat sebelum reaksi berjalandan turunan asetil tidak akan terbentuk.
Uji aktivitas bakteri dilakukan dengan pembiakan bakteri dengan menggunakan jarum ose yang dilakukan secara aseptis. Lalu dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 2mL Muller-Hinton broth kemudian diinkubasi bakteri homogen selama 24 jam pada suhu 35°C. suspensi baketri homogeny yang telah diinkubasi siap dioleskan pada permukaan media Muller-Hinton agar secara merata dengan menggunakan lidikapas yang steril. Kemudian tempelkan disk yang berisi sampel, standartetrasiklin serta pelarutnya yang digunakan sebagai kontrol. Lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C. dilakukan pengukuran daya hambat zat terhadap baketri.
Uji fitokimia dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard. Perekasi Lebermann-Burchard merupakan campuran antara asam setatanhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya asam asetat anhidrat adalahuntuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetildidalam kloroform setelah. Alasan penggunaan kloroform adalah karena golongansenyawa ini paling larut baik didalam pelarut ini dan yang paling prinsipil adalahtidak mengandung molekul air. Jika dalam larutan uji terdapat molekul air makaasam asetat anhidrat akan berubah menjadi asam asetat sebelum reaksi berjalandan turunan asetil tidak akan terbentuk.
Kegunaan Terpenoid
Kegunaan terpenoid bagi tumbuhan
antara lain :
a.
Fitoaleksin
Fitoaleksin adalah suatu senyawa anti-mikrobial yang dibiosintesis (dibuat) dan diakumulasikan oleh
tanaman setelah terjadi infeksi dari mikroorganisme patogen atau terpapar senyawa kimia tertentu dan radiasi dengan
sinar UV.
b.
Insect antifectan, repellant
c. Pertahanan tubuh
dari herbifora
d. Feromon Hormon
tumbuhan.
Feromon adalah sejenis zat kimia yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat seks
pada hewan jantan maupun betina].
Selain kegunaan diatas juga mempunyai manfaat
sebagai berikut:
1) sebagai pengatur pertumbuhan
(seskuiterpenoid absisin dan diterpenoid giberellin)
2) sebagai antiseptic, ekspektoran, spasmolitik, anestetik dan sedative, sebagai bahan pemberi aroma makan dan parfum (monoterpenoid)
3) sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria (triterpenoid).
4) sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen (diterpenoid)
5) Sebagai anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis (seskuiterpenoid)
6) penghasil karet (politerpenoid)
7) Karotenoid memberikan sumbangan terhadap warna tumbuhan dan juga diketahui sebagai pigmen dalam fotosintesis
8) Monoterpen dan seskuiterpen juga memberikan bau tertentu pada tumbuhan
9) Terpenoid memegang peranan dalam interaksi tumbuhan dan hewan, misalnya sebagai alat komunikasi dan pertahanan pada serangga.
10) Beberapa terpenoid tertentu yang tidak menguap juga diduga berperan sebagai hormon seks pada fungus.
2) sebagai antiseptic, ekspektoran, spasmolitik, anestetik dan sedative, sebagai bahan pemberi aroma makan dan parfum (monoterpenoid)
3) sebagai tumbuhan obat untuk penyakit diabetes,gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria (triterpenoid).
4) sebagai hormon pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen (diterpenoid)
5) Sebagai anti feedant, hormon, antimikroba, antibiotik dan toksin serta regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis (seskuiterpenoid)
6) penghasil karet (politerpenoid)
7) Karotenoid memberikan sumbangan terhadap warna tumbuhan dan juga diketahui sebagai pigmen dalam fotosintesis
8) Monoterpen dan seskuiterpen juga memberikan bau tertentu pada tumbuhan
9) Terpenoid memegang peranan dalam interaksi tumbuhan dan hewan, misalnya sebagai alat komunikasi dan pertahanan pada serangga.
10) Beberapa terpenoid tertentu yang tidak menguap juga diduga berperan sebagai hormon seks pada fungus.
Bioaktivitas terpenoid pada akar dan daun Jatropha gaumeri (jarak).
Karena pada tanaman ini terkandung golongan senyawa terpenoid dan juga pada
ekstrak daun ini memiliki aktivitas antibakteri dan antioksidan. Aktivitas
tersebut dihasilkan dengan isolasi dan identifikasi pada akar yang menghasilkan
2-epi-jatrogossidin (1). Salah satunya suatu rhamnofolane diterpene dengan
aktifitas antimicrobial, dan kedua 15-epi-4E jatrogrossidentadione (2), suatu
lathyrane diterpene tanpa aktivitas biologi. Dengan cara yang sama, pemurnian
dengan penelitian yang telah diuji dari ekstrak daun dapat mengdentifikasi
sitosterol dan triterpen amaryn, traraxasterol. Metabolit ini ternyata bisa
digunakan sebagai aktifitas antioxidant.
Asuransi : Commonwealth Life
Artikel Terkait Lainnya :
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SOBAT CERIA PADA ARTIKEL INI
Judul: Pengertian Terpenoid
Ditulis oleh Ery || Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat ceria. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini dengan segala rasa hormat harap menyertakan link dofollow ke https://pemula-awaliharimu.blogspot.com/2012/10/pengertian-terpenoid.html?m=0. Sekali lagi Terima kasih sudah berkenan membaca artikel ini. Ditulis oleh Ery || Rating Blog 5 dari 5
URL |
Code For Forum |
HTML Code |
sangat bermanfaat bagi adik2 smu
BalasHapushttp://cody.id/produk/power-supply/power-supply-cody-3005dt/